Search

Tuesday, July 2, 2013

BBM naik,Mahasiswa panik

KEPUTUSAN untuk menaikkan harga bahan bakar minyak merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang dampaknya dirasakan oleh siapa pun, mulai dari pusat kota hingga di pelosok desa.

Harga-harga bahan pokok melambung, tarif angkutan umum melonjak, harga makanan di kantin pun bertambah mahal. Masyarakat kecewa dengan keputusan pemerintah tersebut, yang dilukiskan dengan aksi demonstrasi di berbagai daerah.

Mahasiswa pun tak ketinggalan beraksi menyuarakan penolakan. Namun pemerintah tetap teguh pendiriannya, ketetapan itu sudah bulat. Lantas bagaimana? Akankah kita terus memaksa pemerintah untuk menurunkan harga BBM?

Nampaknya sangat sulit, kalau tidak bisa dibilang mustahil, untuk membuat pemerintah berubah pikiran. Untuk urusan BBM ini, mungkin akan lebih baik jika kita menempuh jalan lain, mencari dan menciptakan alternatif.

Untuk mengatasi masalah keterbatasan bahan bakar fosil, ada alternatifnya, misalnya dengan energi baru dan terbarukan (biomass, biofuel, dsb). Intinya adalah diversifikasi energi. Yang mesti diupayakan adalah bagaimana cara menghasilkan energi alternatif tersebut sehingga memiliki kualitas yang baik dan biaya produksi yang lebih murah.

Banyak penelitian dalam bidang ini masih on progress. Masalahnya adalah kapan energi alternatif dapat digunakan secara massal dan harganya sama atau lebih murah dari bensin premium? Jawabannya tergantung pada keseriusan upaya dan kreativitas untuk mencapainya, termasuk kebijakan dari pemerintah yang mengatur hal ini.

Mahasiswa dan juga masyarakat yang lain pun mesti memikirkan jalan alternatif untuk mengatasi dampak kenaikan harga BBM. Mengurangi hedonisme, mengatur pola konsumsi, manajemen anggaran, melakukan penghematan, meningkatkan produktivitas adalah beberapa hal yang dapat dilakukan. Kita dituntut lebih kreatif dan bekerja keras.

Waktu menjelang bulan Ramadhan seperti ini merupakan saat-saat di mana jumlah pengeluaran mahasiswa sedang melonjak, terutama bagi mahasiswa yang hendak mudik ke daerah asalnya karena kuliah telah usai. Namun, tarif transportasi umum semakin mahal akibat harga bahan bakar juga semakin tinggi.

Kita sebaiknya memilih alternatif transportasi yang sesuai dengan kondisi keuangan, tentu tanpa mengorbankan aspek keselamatan. Bisa jadi mudik dengan menggunakan bus akan memakan waktu lebih lama, namun tarifnya bisa jadi lebih murah dibandingkan jika menggunakan pesawat.

Begitu pula dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari sebagai mahasiswa. Naiknya harga kebutuhan pokok dapat menjadi pemicu bagi kita untuk mengubah pola hidup dan menggunakan alternatif untuk memangkas pengeluaran. Misalnya bagi mahasiswa yang biasanya menggunakan sepeda motor atau mobil untuk pergi ke kampus, dapat beralih menggunakan sepeda atau berjalan kaki.

Selain lebih hemat, juga lebih sehat. Cara lain adalah dengan mengurangi kebiasaan jajan, dan menggantinya dengan membiasakan memasak. Keuntungannya adalah menghemat anggaran dan lebih terjamin keamanan dan kehalalannya.

Jadi, tak perlu menuntut orang tua untuk menambah kiriman uang, kita akan tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Begitu lah solusi alternatif menjadi suatu jalan keluar untuk permasalahan kenaikan harga BBM ini. Tetap, mahasiswa mesti kritis dan terus mengawasi kebijakan-kebijakan pemerintah yang menyangkut hajat hidup orang banyak.


Sumber : http://kampus.okezone.com/read/2013/06/30/367/829752/harga-bbm-melambung-saatnya-ciptakan-alternatif

0 comments:

Post a Comment